Pacaran itu dilamar terus dinikahi bukan di kamar lalu dinikmati
March 11, 2020
Add Comment
Pacaran itu dilamar terus dinikahi bukan di kamar lalu dinikmati
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sahabat kumpulan ilmu, Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i, Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. mengenai pacaran, Yuk simak dan baca ulasannya hanya ada di kumpulan ilmu.
Pacaran, kata pacaran itu sudah melekat di kalangan remaja atau pemuda yang masih ngejomblo, yang disebut pacaran adalah kedua pasangan yang memilki cinta dan kasih sayang, agar kedua pasangan mengetahui sifat buruk dan baiknya sebelum melakukan jenjang pernikahan.
Akan tetapi pembedaanya zaman saat ini, pacaran sudah banyak mengsalah artikan dikalangan pemuda-pemudi, oleh sebab itu kita sebagai umat yang beragama islam, banyak ulama mengatakan dan melarangnya orang berpacaran, jika seseorang memilki aqidah yang baik, pacaran itu dilamar terus dinikahi, bukan di kamar lalu di nikmati, sudah jelas di dalam al quran Allah subhanahu wa ta'ala melarang kepada setiap umatnya yang melakukan perzinaan sebelum pernikahan. Dalam hadist berikut Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
Wa lā taqrabuz-zinā innahụ kāna fāḥisyah, wa sā`a sabīlā
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. {quran-surat-al-isra-ayat-32}.
Isi kandungan dalam ayat in" Dan janganlah kalian mendekati zina dan sesuatu yang membuka jalan untuk zina, karena zina itu adalah perbuatan buruk yang sudah jelas keburukannya, dan itu merupakan seburuk-buruk jalan karena mengakibatkan masuk neraka, percampuran nasab dan penyakit, penyakit berbahaya dan menodai kehormatan.
Tidak kurang-kurang pada zaman akhir ini, banyak terdapat pemuda-pemudi menjalani hubungan pacaran menjadi suatu kenikmatan yang pada akhirnya menjerumuskan dosa, bahkan pacaran itu sudah di anggapnya seperti selayaknya orang yang sudah menjalin pernikahan. Sungguh dosa besar yang telah ia perbuat. Pada hakekatnya sebaik baik manusia ialah yang mengetahui yang di anjurkan oleh agama selayaknya kaum muslimin.
Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. {quran-surat-ar-rum-ayat-21}.
ayat ini menunjukan" di antara ayat-ayat Allah subhanahu wa ta'ala juga yang menunjukkan kepada kebangkitan adalah Dia menciptakan untuk kalian pasangan-pasangan dari golongan manusia agar kalian dapat mewujudkan ketenangan dan kesenangan. Dia juga menumbuhkan cinta dan kasih antara suami-istri. Sesungguhnya dalam hal itu ada ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala bagi kaum yang mau memikirkan ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala, pengaturanNya, kekuasaanNya, dan kebijaksanaanNya.
Diceritakan dari seseorang anak gadis, pernah ia lakulan sebelum menjalin pernikahan, pada saat itu ia baru saja menginjak umur 13 tahun, dan ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, awal pertemaun dengan pemuda, tak di sengaja ia pulang dari sekolah, dan di sudut jalan ia bertemu dengan laki-laki itu, lalu keduanya berbincang-bincang semestinya orang baru kenal. Waktupun semakin berlarut, dan hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk jumpa kembali diesok hari.
Haripun tiba, dan lelaki itupun sudah menunggu waktu jam kepulangan anak sekolah, selang beberapa menit datanglah perempuan itu dari sudut sekolah, senyuman dan tatapan mata seperti keduanya sudah dibutakan dengan cinta. Keduanya memutuskan untuk tidak langsung pulang kerumah masing-masing, melainkan berbelok kearah yang tidak biasanya ia tempuh setiap hari. Di semak belukar meraka berdua mengutarakan cinta, dan keduanya bersetuju menjalin hubungan pacaran.
Entah darimana datangnya setan yang merasuk ke tubuh meraka, hingga mereka dibutakan dan tidak mengingat ucapan Istighfar, pada akhirnya keduanya melakukan hubungan yang dilarang oleh agama islam, ketika seseorang melakukan hubungan sebelum tali pernikahan, dosa besar telah menimpa keduanya, Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan di dalam ayat ayat al quran, menyingkap bajunya saja di larang dan perbuatan dosa apa lagi menyentuh kulit tipisnya, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wa qul lil-mu`mināti yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna wa lā yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara min-hā walyaḍribna bikhumurihinna 'alā juyụbihinna wa lā yubdīna zīnatahunna illā libu'ụlatihinna au ābā`ihinna au ābā`i bu'ụlatihinna au abnā`ihinna au abnā`i bu'ụlatihinna au ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au banī akhawātihinna au nisā`ihinna au mā malakat aimānuhunna awittābi'īna gairi ulil-irbati minar-rijāli awiṭ-ṭiflillażīna lam yaẓ-harụ 'alā 'aurātin-nisā`i wa lā yaḍribna bi`arjulihinna liyu'lama mā yukhfīna min zīnatihinn, wa tụbū ilallāhi jamī'an ayyuhal-mu`minụna la'allakum tufliḥụn
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.{quran-surat-an-nur-ayat-31}.
Bagi pasangan lelaki dan perempuan yang sedang pacaran atau bertunangan, inilah alasan dan sebab mengapa Anda tak perlu bersentuhan dengan bukan mahram. Islam melarang berpacaran, berpelukan dan bersentuhan dengan lawan jenis sebelum menikah karena sentuhan melahirkan gerakan otak, kemaluan dan nafsu. Ini sesuai dengan pesan agama Islam.
Dari keterangan Al quran, larangan berpacaran juga tertuang melalui hadist Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.” (HR : Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)
“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226)
Sahabat kumpulan ilmu, nah itulah kenapa islam melarang orang berpacaran, di dalam ayat ayat al quran sudah jelas banyak sekali isi kandungan larang dalam berpacaran. semoga sahabat kumpulan ilmu tidaklah menjadi bagian dari orang orang kafir.
wallahu a'lam bissowab jangan lupa berbagi informasi dengan share Article ini, karena sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia, wasallamalaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sahabat kumpulan ilmu, Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i, Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. mengenai pacaran, Yuk simak dan baca ulasannya hanya ada di kumpulan ilmu.
Pacaran, kata pacaran itu sudah melekat di kalangan remaja atau pemuda yang masih ngejomblo, yang disebut pacaran adalah kedua pasangan yang memilki cinta dan kasih sayang, agar kedua pasangan mengetahui sifat buruk dan baiknya sebelum melakukan jenjang pernikahan.
Akan tetapi pembedaanya zaman saat ini, pacaran sudah banyak mengsalah artikan dikalangan pemuda-pemudi, oleh sebab itu kita sebagai umat yang beragama islam, banyak ulama mengatakan dan melarangnya orang berpacaran, jika seseorang memilki aqidah yang baik, pacaran itu dilamar terus dinikahi, bukan di kamar lalu di nikmati, sudah jelas di dalam al quran Allah subhanahu wa ta'ala melarang kepada setiap umatnya yang melakukan perzinaan sebelum pernikahan. Dalam hadist berikut Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. {quran-surat-al-isra-ayat-32}.
Isi kandungan dalam ayat in" Dan janganlah kalian mendekati zina dan sesuatu yang membuka jalan untuk zina, karena zina itu adalah perbuatan buruk yang sudah jelas keburukannya, dan itu merupakan seburuk-buruk jalan karena mengakibatkan masuk neraka, percampuran nasab dan penyakit, penyakit berbahaya dan menodai kehormatan.
Tidak kurang-kurang pada zaman akhir ini, banyak terdapat pemuda-pemudi menjalani hubungan pacaran menjadi suatu kenikmatan yang pada akhirnya menjerumuskan dosa, bahkan pacaran itu sudah di anggapnya seperti selayaknya orang yang sudah menjalin pernikahan. Sungguh dosa besar yang telah ia perbuat. Pada hakekatnya sebaik baik manusia ialah yang mengetahui yang di anjurkan oleh agama selayaknya kaum muslimin.
Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. {quran-surat-ar-rum-ayat-21}.
ayat ini menunjukan" di antara ayat-ayat Allah subhanahu wa ta'ala juga yang menunjukkan kepada kebangkitan adalah Dia menciptakan untuk kalian pasangan-pasangan dari golongan manusia agar kalian dapat mewujudkan ketenangan dan kesenangan. Dia juga menumbuhkan cinta dan kasih antara suami-istri. Sesungguhnya dalam hal itu ada ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala bagi kaum yang mau memikirkan ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala, pengaturanNya, kekuasaanNya, dan kebijaksanaanNya.
Diceritakan dari seseorang anak gadis, pernah ia lakulan sebelum menjalin pernikahan, pada saat itu ia baru saja menginjak umur 13 tahun, dan ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, awal pertemaun dengan pemuda, tak di sengaja ia pulang dari sekolah, dan di sudut jalan ia bertemu dengan laki-laki itu, lalu keduanya berbincang-bincang semestinya orang baru kenal. Waktupun semakin berlarut, dan hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk jumpa kembali diesok hari.
Haripun tiba, dan lelaki itupun sudah menunggu waktu jam kepulangan anak sekolah, selang beberapa menit datanglah perempuan itu dari sudut sekolah, senyuman dan tatapan mata seperti keduanya sudah dibutakan dengan cinta. Keduanya memutuskan untuk tidak langsung pulang kerumah masing-masing, melainkan berbelok kearah yang tidak biasanya ia tempuh setiap hari. Di semak belukar meraka berdua mengutarakan cinta, dan keduanya bersetuju menjalin hubungan pacaran.
Entah darimana datangnya setan yang merasuk ke tubuh meraka, hingga mereka dibutakan dan tidak mengingat ucapan Istighfar, pada akhirnya keduanya melakukan hubungan yang dilarang oleh agama islam, ketika seseorang melakukan hubungan sebelum tali pernikahan, dosa besar telah menimpa keduanya, Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan di dalam ayat ayat al quran, menyingkap bajunya saja di larang dan perbuatan dosa apa lagi menyentuh kulit tipisnya, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wa qul lil-mu`mināti yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna wa lā yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara min-hā walyaḍribna bikhumurihinna 'alā juyụbihinna wa lā yubdīna zīnatahunna illā libu'ụlatihinna au ābā`ihinna au ābā`i bu'ụlatihinna au abnā`ihinna au abnā`i bu'ụlatihinna au ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au banī akhawātihinna au nisā`ihinna au mā malakat aimānuhunna awittābi'īna gairi ulil-irbati minar-rijāli awiṭ-ṭiflillażīna lam yaẓ-harụ 'alā 'aurātin-nisā`i wa lā yaḍribna bi`arjulihinna liyu'lama mā yukhfīna min zīnatihinn, wa tụbū ilallāhi jamī'an ayyuhal-mu`minụna la'allakum tufliḥụn
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.{quran-surat-an-nur-ayat-31}.
Bagi pasangan lelaki dan perempuan yang sedang pacaran atau bertunangan, inilah alasan dan sebab mengapa Anda tak perlu bersentuhan dengan bukan mahram. Islam melarang berpacaran, berpelukan dan bersentuhan dengan lawan jenis sebelum menikah karena sentuhan melahirkan gerakan otak, kemaluan dan nafsu. Ini sesuai dengan pesan agama Islam.
Dari keterangan Al quran, larangan berpacaran juga tertuang melalui hadist Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.” (HR : Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)
“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226)
Sahabat kumpulan ilmu, nah itulah kenapa islam melarang orang berpacaran, di dalam ayat ayat al quran sudah jelas banyak sekali isi kandungan larang dalam berpacaran. semoga sahabat kumpulan ilmu tidaklah menjadi bagian dari orang orang kafir.
wallahu a'lam bissowab jangan lupa berbagi informasi dengan share Article ini, karena sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia, wasallamalaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 Response to "Pacaran itu dilamar terus dinikahi bukan di kamar lalu dinikmati"
Post a Comment