-->

Sulit Sementara Karna Berjuang Sulit Selamanya Karna Tidak Mau Berusaha

Sulit Sementara Karna Berjuang Sulit Selamanya Karna Tidak Mau Berusaha

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sahabat kumpulan ilmu, Direndahkan tidak mungkin jadi sampah disanjung tidak mungkin jadi rembulan. Maka jangan risaukan omongan orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda. Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai. Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu. Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik. Jika didzalimi orang jangan berpikir untuk membalas dendam, tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan. Jangan mengeluh, teruslah berdoa dan berharap. Sibukan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu. Simak dan baca ulasannya hanya ada di kumpulan ilmu.

 Sulit Sementara Karna Berjuang Sulit Selamanya Karna Tidak Mau Berusaha

Sahabat seiman, Allah subhanahu wa'tala menciptakan umat berbeda pendapat dan juga berbeda pemikiran, akan tetapi pada hakekatnya kita selalu agar saling menghormati satu sama lain, bukan saling membenci dan mencaci atau saling menhina dan merendahkan. Sebagian besar kita hidup di lingkungan, adakalanya banyak orang yang tidak menyukai diri kita, bukan hanya di lingkungan, melainkan juga didalam pekerjaan, jika ada orang sedemikian hendaklah diberlakukan dengan hati yang sabar dan ikhlas, tak perlu memikirkan dendam, karna sebaik-baik manusia ialah yang dapat memberikan maaf terhadap orang yang medzolimi.

kita hidup bukan tergantung pada keadaan mereka, tetapi hidup tergantung pada diri kita sendiri, sukses atau gagal itu semua sudah di tentukan sang maha pencipta alam jagad raya, pada tujuannya kita tak lupa berikhtiar dan terus berkarya, karna hasil tak membodohi apa yang sudah kita kerjakannya.

berbicara tentang direndahkan, hidup di antara lingkungan rukun tetangga sudah tidak heran lagi, dari pengalaman diri pribadi, pada saat itu kepribadian saya memang tergolong orang yang telah di gariskan oleh Allah swt, dengan keadaan yang tidak begitu kaya dengan harta, bahkan untuk membiayai hidup sehari-hari saja sudah mpot-mpotan, (bahasa kasarnya sesak nafas). banyaknya tetangga menilai kami selalu mendapat perlakuan direndahkan, jadi bahan topik trands omongan tetangga di bawa kasana kemari, perumpaan bahasa ucap mereka, (kok si anu.... kok si dia...dan masih banyak lainya... bla..bla... bla..). tetapi perjuangan kami terus berusaha bangkit dari kata-kata direndahkan, agar kami tidak menjadi sampah. Rahasia Allah swt tidak kita ketahui.

Nasib sudah di tentukan oleh Allah swt, dari berbagai ujian dan halangan yang kami tempuh, sedikit demi sedikit kami berusaha menyimpan hasil kerja keras, karna saya berfikir hasil tak akan membodohi diri kita, ketika kita masih mampu berjuang di jalan kebenaran. Allah swt memiliki kehendak buat kami, hingga akhirnya kam di izinkan menjadi orang yang bisa bangkit dari kerendahan.

Jalan usahan telah kami tempuh, memang segala sesuatu seisi bumi takdir dan kehendak penentu, kami selalu pasrahkan kepada Allah swt, dalam ibadah kami, dalam sholat kami, dalam berzikir kami, selalu berusaha berdoa agar kami di angkat dari keterpurukan perlakuan orang-orang di sekeliling. Allah swt mencintai hamba-hambanya yang sabar dan terus beriman kepadanya, seperti yang dijelaskan dalam ayat ini, Allah swt berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Yā ayyuhallażīna āmanuṣbirụ wa ṣābirụ wa rābiṭụ, wattaqullāha la'allakum tufliḥụn

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (quran-surat-ali-imran-ayat-200).

Dalam isi kandungan ayat tersebut menjelaskan "wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNYA dan melaksanakan syariatNYA, bersabarlah diatas ketaatan kepada tuhan kalian dan terhadap apa yang menimpa kalian berupa kemadorotan dan bencana, dan teguhkanlah kesabaran kalian untuk menghadapi musuh-musuh kalian sehingga mereka tidak lebih bersabar di bandingkan kalian, dan tegaklah untuk memerangi musuhKU dan musuh kalian serta takutlah kepada Allah dalam seluruh keadaan kalian, semoga kalian memperoleh keberuntungan berupa ridhaNYA di dunia dan di akhirat.

Dari hadist ini kita dapat belanjar agar kita tetap bersabar dan beriman, tidak ada sesautu di bumi melainkan kehendaknya, kaya, miskin, sehat, sakit, hidup dan mati sudah di atur dan telah di janjikan oleh Allah swt setiap umatnya.

Allah swt telah mengangkat drajat kami, hingga akhirnya kami disukseskan dari usaha yang kami jalani, dari situlah perubahan hidup mulai perbedaan, pandangan rukun tetetangga menilai kami, dan kami selalu disanjung, akan tetapi sanjungan itu tak membuatku bangga karna apa yang kami milki pada saat ini didunia hanyalah milki Allah swt semata, kami hanya dititipi semua itu hanya milkik Allah.

Dari hal ini kita juga tidak melupakan harta yang di titipkan, berbuatlah dan membagikanlah sebagai zakat, Tidak terkecuali dalam hal ini, masalah yang berhubungan dengan mengatur dan membelanjakan rizki/penghasilan, semua telah diatur dalam al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih. Misalnya, tentang keutamaan menginfakkan harta untuk kebutuhan keluarga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

"Wallażīna iżā anfaqụ lam yusrifụ wa lam yaqturụ wa kāna baina żālika qawāmā

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. {quran-surat-al-furqan-ayat-67}.

Isi kandungan dalam ayat tersebut "Dan (mereka itu) orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak sampai mengeluarkannya secara berlebihan, dan tidak pula kikir saat membelajakannya dalam perkara wajib baik untuk diri mereka sendiri ataupun orang lain, maka pembelanjaan itu tengah-tengah antara sikap berlebihan dan kikir.

Sifat berikutnya adalah tidak berlebih-lebihan dalam berinfak. Dan di antara sifat hamba-hamba tuhan yang maha pengasih adalah orang-orang yang apabila menginfakkan harta, mereka tidak berlebihan dengan menghambur-hamburkannya, karena perilaku seperti inilah yang dikehendaki setan dan tidak pula kikir yang menyebabkan dibenci oleh masyarakat, di antara keduanya secara wajar, inilah agama yang pertengah-an, moderat, seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat. Sifat berikutnya adalah menghindarkan diri dari dosa-dosa besar. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain apa pun itu dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah, karena kehidupan itu sangatlah mahal, hanya Allah saja yang berhak mengakhiri kehidupan seseorang. Kecuali dengan alasan yang dibenar kan oleh syariat, seperti karena membunuh lagi, atau murtad atau berzina padahal dia sudah menikah, dan tidak berzina karena akan membawa dampak negatif yang sangat serius dalam kehidupan; dan barangsiapa melakukan demikian tigal hal itu, yaitu syirik, membunuh dan berzina niscaya dia mendapat hukuman yang berat. Hal itu karena sesuai dengan besarnya dampak yang ditimbulkan dari perilaku jelek tersebut.

Hendaklah kita jangan lupa membagikan harta sebagian kepada orang-orang yang membutuhkan, fakir miskin, yatim piatu, janda-janda tua. jadikan hartamu amal jariyah, yang akan menolongmu kelak di akhirat. Allah swt berfirman:

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ ٱلْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا

"Wa lā taj'al yadaka maglụlatan ilā 'unuqika wa lā tabsuṭ-hā kullal-basṭi fa taq'uda malụmam maḥsụrā

"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. {quran-surat-al-isra-ayat-29}.

Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu, yakni janganlah enggan mengulurkan tanganmu memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya, yakni janganlah kamu boros dalam membelanjakan harta, karena itu kamu menjadi tercela karena kekikiranmu, dan menyesal karena keborosanmu dalam membelanjakan harta. Sebab utama sifat kikir manusia adalah karena takut terjerumus ke dalam kemiskinan. Ayat ini mengingatkan bahwa sungguh, tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang dia kehendaki untuk dilapangkan rezekinya dan menyempitkannya kepada siapa yang dia kehendaki untuk disempitkan rezekinya; sesungguhnya dia maha mengetahui segala sesuatu, maha melihat akan hamba-hambanya. Dia memberikan kepada hamba-Nya segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan kemaslahatannya apabila ia menjalani sebab-sebab untuk mendapatkannya.

Sahabat kumpulan ilmu, dari cerita pribadi singkat ini kita bisa jadikan pembelajaran agar kita lebih menegrti tentang bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan kenikmatan serta harta yang dititipkan, sekecil apapun amal kebaikan anda itu akan menolong kelak di akhirat, semoga sahabat kumpulan ilmu menjadi bagian orang-orang yang tidak kikir.

Nah itulah penjelasan Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan, semua itu sudah di Garisakan olleh Allah swt. Oleh sebab itu jika ada seseorang diantara orang muslim yang justru malah sering sekali mencaci dan maki saudara sesama muslim, tentunya pemahamannya tentang agama Islam patut untuk dipertanyakan. Akan jauh lebih baik jika kita berfokus untuk terus memperbaiki diri kita sendiri yang masih berlepotan dengan dosa serta memiliki banyak kelemahan serta kekurangan ini. Sambil juga terus berupaya untuk menebar kebaikan kepada sesama.

wallahu a'lam bissowab. jangan lupa berbagi informasi dengan share article ini, karena sebaik baik manusia adalah yang dapat membagikan manfaat bagi manusia, wasallamalaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 Response to "Sulit Sementara Karna Berjuang Sulit Selamanya Karna Tidak Mau Berusaha"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Sholawat Alfa shollâAllâhu

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel